BAB i
pendahuluan
A. Latar
Belakang
Islam adalah Agama yang hadir di muka bumi ini untuk
menyampaikan ajaran-ajaran tentang kemanusiaan dan keadilan bagi seluruh umat
manusia. Islam diketahui memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan
agama-agama yang datang sebelumnya. Ajaran-ajaran Islam perlu dipahami melalui
jalan yang praktis karena fungsi agama ini adalah untuk memberikan
solusi-solusi yang terbaik atas segala problema sosial yang ada dalam
masyarakat.
Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti
dapat kebiasaan atau cara hidup. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai
tentang berbagai macam prilaku yang harus dipatuhi (Gunarsa, 1986). Moral
merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur prilaku individu dalam
hubungannya dengan masyarakat (Shaffer, 1979). Moral merupakan tindakan manusia
yang bercorak khusus yang didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik dan
buruk. Moral yang membedakan manusia dengan makhluk tuhan yang lainnya dan
menempatkan pada posisi yang baik diatas makhluk lain.
Kemanusiaan menurut KBBI adalah (1)
sifat-sifat manusia (2) sebagai manusia. perasaan kita senantiasa mencegah kita
melakukan tindakan terkutuk (3) sifat-sifat yang layak bagi manusia pada
umumnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud islam, moral dan kemanusiaan?
2. Apa hubungan
antara islam, moral dan kemanusiaan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu islam, moral dan kemanusiaan
2. Mengetahui hubungan islam, moral dan kemanusiaan
BAB II
ISLAM,MORAL DAN KEMANUSIAAN
A.
Islam
Secara etimologis
(asal-usul kata) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya
selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau
tunduk dan patuh
Secara terminologis (istilah /
makna) dapat dikatakan, Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan
Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai
utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan
kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
Ajaran-ajaran Islam perlu dipahami melalui jalan yang praktis karena fungsi
agama ini adalah untuk memberikan solusi-solusi yang terbaik atas segala
problema sosial yang ada dalam masyarakat.
Islam sebagai agama moral sudah kaya akan konsep-konsep, baik terkait
dengan ketuhanan maupun kemanusiaan, konsep relasi yang sehat secara vertikal
dan horizontal, seperti konsep tauhid, keadilan, persamaan, toleransi, sampai
yang terkait dengan kebersihan. Konsep-konsep ini diturunkan dan disyariatkan
adalah sebagai ajaran moral demi terciptanya relasi yang sakral vertikal antara
manusia dengan Tuhannya dan relasi harmonis, dinamis, dan konstruktif
fungsional horizontal yang duniawi antara manusia dengan manusia, serta dengan
seluruh makhluk di muka bumi ini.
1.Ruang Lingkup
Agama Islam
Secara etimologis kata Islam diturunkan dari akar yang sama dengan kata salām
yang berarti “damai”. Kata ‘Muslim’ (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga
berhubungan dengan kata Islām, kata tersebut berarti “orang yang berserah diri
kepada Allah” dalam bahasa Indonesia. Islam adalah agama yang mengimani satu
Tuhan, yaitu Allah SWT. Islam memiliki arti “penyerahan”, atau penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan (Allah SWT). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan
sebutan Muslim yang berarti “seorang yang tunduk kepada Tuhan”, atau lebih
lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam
mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para Nabi
dan Rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad
SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah SWT.
2.
Sumber Ajaran
Sumber ajaran Islam yang utama
adalah Al-Qur’an dan Hadits (As-sunnah). Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Penurunannya
sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau
632 M. Walau Al-Qur’an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai
tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang,
batu-batu dan dedaunan. Namun secara umum para ulama menyepakati bahwa versi
Al-Qur’an yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada masa kekhalifahan
Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656
Masehi. Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini
ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua
versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.Versi ini dikenal dengan nama
Mazhhab Utsmani.
Muhammad SAW dipercayai sebagai nabi
terakhir dalam ajaran Islam dimana mengakui kenabiannya merupakan salah satu
syarat untuk dapat disebut sebagai seorang muslim (yang tercantum dalam
syahadat). Dalam Islam Muhammad SAW tidak diposisikan sebagai seorang pembawa
ajaran baru, melainkan merupakan penutup dari rangkaian nabi-nabi yang
diturunkan sebelumnya. Terlepas dari tingginya statusnya sebagai seorang Nabi,
Muhammad SAW dalam pandangan Islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap
perkataan dan perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk ideal
dari seorang muslim. Oleh karena itu dalam Islam dikenal istilah Hadits yakni
kumpulan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad
SAW.
Hadits secara harfiah berarti perkataan atau
percakapan. Dalam terminologi Islam perkataan dimaksud adalah perkataan dari
Nabi Muhammad SAW. Namun sering kali kata ini mengalami perluasan makna
sehingga disinonimkan dengan Sunnah sehingga berarti segala perkataan (sabda),
perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan
ketetapan ataupun hukum dalam agama. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama
Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sum sumber hukum dibawah
Al-Qur’an.
B. Moral
Secara etimologis moral berasal dari
bahasa Belanda moural, yang berarti kesusilaan, budi pekerti. Menurut W.J.S.
Poerwadarminta moral berarti "ajaran tentang baik buruk perbuatan dan
kelakuan.
Menurut
Imanuel Kant[1], Moral
adalah kesesuaian sikap dan perbuatan kita dengan norma/ hukum batiniah kita,
yakni apa yang kita pandang sebagai kewajiban kita. Moral akan tercipta apabila
kita mentaati hukum lahiriah bukan lantaran hal itu membawa akibat yang
meguntungkan kita atau lantaran takut pada kuasa sang pemberi hukum, melainkan
kita sendiri menyadari bahwa hukum itu merupakan kewajiban kita.
Imanuel Kant membagi moral
menjadi 2, yaitu:
a.
Moralitas Heteronom yaitu, sikap dimana kewajiban ditaati dan dilaksanakan
bukan karena kewajiban, melainkan karena sesuatu berasal dari luar kehendak si
pelaku sendiri. Tindakan ini menurut Kant, menghancurkan nilai moral. Tidak ada
yang lebih mengerikan dari pada tindakan seseorang yang harus tunduk kepada
kehendak orang lain.
b.
Moralitas Otonom yaitu, kesadaran akan manusia akan kewajibannya yang ia taati
sebagai sesuatu yang dikehendainya sendiri karena diyakini sebagai baik untuk
dilakukan. Prinsip ini merupakan prinsip tertinggi moralitas, sebab berkaitan
dengan kebebasan, hal yang sangat hakikidari tindakan mahkluk rasional /
manusia.
Menurut
Al-Ghazali istilah moral adalah akhlaq. Menurutnya, Akhlak adalah perilaku
jiwa, yang dapat dengan mudah melahirkan perbuatan-perbuatan, tanpa memerlukan
pemikir-an dan pertimbangan. Apabila perilaku tersebut mengeluarkan beberapa
perbuatan baik dan terpuji, baik menurut akal mau-pun tuntunan agama, perilaku
tersebut dinamakan akhlak yang baik. Apabila perbuatan yang dikeluarkan itu
jelek, maka perilaku tersebut dinamakan akhlak yang jelek.
Imam Al-Ghazali
dalam kitabnya menyebutkan tiga puluh empat hadist yang melandasi ajaran moral
ini. Di antaranya adalah: Ketika Rasulullah ditanya oleh Sahabat, "Amal
apakah yang paling utama (wahai Rasulullah ), (Nabi menjawab) akhlak yang baik
Wahai Rasulullah, "Iman kaum mukminin yang bagaimanakah yang paling
utama itu ?", Rasulullah menjawab, 'Yang paling baik budi pekertinya,
1. Landasan Moral :
a. Allah SWT berfirman :
Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS: al-Qalam: 4)
Berbuatlah baik
kepada (orang lain) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu. (QS. Al-Qashash: 77)
2. Islam dan Moral
Islam adalah agama moral yang
memiki fungsi sebagai “jalan kebenaran” untuk memperbaiki kehidupan sosial umat
manusia. Memahami Islam secara substantif akan menjadi panduan universal dalam
tindakan moral. Islam tidak hanya sebatas ritual ibadah saja, tapi perlu juga
dimaknai secara lebih luas, yaitu bagaimana usaha kita menjadikan Islam sebagai
panduan moral yang murni.
Menurut Kant,
Agama adalah pengakuan kewajiban-kewajiban kita sebagai peritah ilahi. Agama
adalah pertama-tama dan terutama soal moralitas, dan agamalah yang mengadaikan
moralitas. Agar kebaikan moral manusia dengan kebahagiaan sempurna itu
berhubungan. Kita harus menerima adanya 3 postulat ini : kebebasan kehendak,
immortalitas jiwa, adanya Allah. Kita mesti meyelaraskan diri dengan kehendak
dan perintah Allah yang sempurna secara moral itu.
1. Pesan Moral
Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
“Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah“.
Nabi Muhammad SAW, sebagai nabi
terakhir dituntun dan dibantu dengan Al-Quran sebagai panduan yang dalam
konteks ini adalah sebagai kitab pokok tuntunan moral, bukan karya ilmiah,
bukan juga kitab hukum, tidak juga kitab politik, dan juga bukan kitab ekonomi dan lain sebagainya. Pesan dasarnya adalah bahwa
semua kegiatan tersebut harus dilakukan sesuai dengan pesan moral agama yang
terdapat dalam ayat-ayat tersebut.
C. Kemanusiaan
Kemanusiaan
yang berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang paling sempurna dari makhluk
– makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Yang membedakan
manusia dengan yang lainya adalah manusia dibekali akal dan pikiran untuk
melakukan segala kegiatan. Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yang
paling sempurna dari semua makhluk ciptaanNya.
1. Islam dan Kemanusiaan
Iman (orientasi
ketuhanan) harus diikuti dengan amal shaleh (orientasi kemusiaan). Yang disebut
kebaikan adalah ketika keimanan dan aksi sosial dilaksanakan sejalan. Maka
dimensi keimanan tidak akan ada artinya jika tidak diikuti dengan amal. Jika
keimanan terkait dengan hubungan manusia dengan Tuhan, maka amal shaleh adalah
hubungan dengan sesama manusia sebagai wujud kongkrit dari keimanan. Islam
meletakkan kaidah-kaidah yang akan menjaga hekekat kemanusiaan tersebut dalam
hubungan antar individu atau antar kelompok.
Azas-Azas kemanusiaan itu antara lain:
a. Saling
meghormati dan memuliakan
Islam mengajarkan kepada umatnya
untuk saling menghormati sesama umat muslim tanpa memandang jenis suku, warna
kulit, bahasa da keturunannya. Bahkan Islam mengajarkan untuk menghormati
manusia walaupun telah menjadi mayat.
b. Menyebarkan
kasih sayang
Ini merupakan eksplorasi dari
risalah Islam sebagai ajaran yang utuh, karena dia datang sebagai rahmat untuk
seluruh alam. Maka Nabi SAW bersabda: “Tidak akan terlepas kasih sayang kecuali
dari orang-orang hina”.
c. Keadilan
Dan islam menjadikan berlaku adil
kepada musuh sebagai hal yang mendekatkan kepada ketaqwaan (QS.Al-Maidah:8).
Keadilan menjadi komponen utama dan keharusan diwaktu aman bahkan dalam keadaan
perang sekalipun. Islam tidak hanya
menyuruh berbuat adil, tapi juga mengharamkan kezaliman dan melarangnya dengan
keras.
d.
Persamaan
Persamaan
sangat ditekankan khususnya dihadapan hukum. Faktor yag membedakan antara satu
orang dengan yang lain adalah taqwa dan amal shaleh, (iman da ilmu). (QS. Al
Hujurat:13). Sesama muslim memiliki perlakuan yang sama , tak ada perbadaan perlakuan antara muslim
yang satu dengan muslim yang lain. Membalas suatu kebaikan dengan kebaikan yang
sama atau lebih baik adalah tuntutan setiap masyarakat yang menginginkan
hubungan harmonis antar anggota-anggotanya. Firman Allah SWT:
“Jika kamu
berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi
dirimu sendiri .......“(QS. Al-Israj:7)
e. Berlapang dada & toleransi (tasamuh).
Makna tasamuh adalah sabar menghadapi keyakinan-keyakinan orang lain,
pendapat-pendapat mereka dan amal-amal mereka walaupun bertentangan dengan
keyakinan dan batil menurut pandangan, dan tidak boleh menyerang dan mencela
dengan celaan yang membuat orang tersebut sakit dan tersiksa perasaannya. Azas
ini terkandung dalam banyak ayat Al-Qur’an diantaranya,
“Dan janganlah kalian mencela orang-orang yang berdo’a kepada selain Allah,
yang menyebabkan mereka mencela Allah dengan permusuhan dengan tanpa ilmu.
Demikianlah Kami menghiasi untuk setiap umat amalan mereka, lalu Dia
mengabarkan kepada apa yang mereka lakukan”. (QS.Al-An’am: 108).
f. Saling tolong
menolong.
Islam tidak sekedar mengesahkan azas ini sebagai azas dalam hubungan antar
manusia, tapi lebih jauh lagi Islam menentukan bahwa hamba selamanya bergantung
kepada pertolongan Allah SWT, dia mengakui hal ini atau pun tidak mengakuinya. Dan Islam
mengaitkan pertolongan ini dengan saling tolong menolong hamba antar mereka.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dan Allah selalu menolong seseorang selama orang
tersebut selalu menolong saudaranya”. (HR. Muslim).
g. Menepati janji.
Melanggar janji merupakan satu tanda dari kemunafikan.
D. Hubungan Antara Islam, Moral Dan Manusia
Kondisi bangsa Indonesia yang
dilanda krisis berkepanjangan membuat orang mengharap “sumbangan riil” dalam
segi agama sehingga agama bisa hadir membawa kesejukan ditengah badai krisis
yang luar biasa derasnya. Agama harus dapat “dibumikan” dan tidak boleh
dibiarkan “mengawang-ngawang” tanpa bisa dijangkau oleh pemeluknya. Karena pada
kenyataannya banyak manusia merasa terasing dari kehidupan real yang dihadapi.
Problem kemanusiaan seperti ini tentu saja membutuhkan kehadiran agama untuk
memberikan jawaban. Dalam konteks inilah kita perlu membumikan pesan-pesan
“langit” yang hadir melalui wahyu tersebut. Sebab, agama seharusnya tampil
dengan dimensi kemanusiaannya agar agama tidak hanya hadir dalam bentuk
ritual-ritual simbolik dan memiliki ketegasan dalam melakukan pembelaan
terhadap kemanusiaan. Dalam Al-Qur’an juga disebutkan bahwa Islam dihadirkan
oleh Allah SWT sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta.
Kita tentu saja tidak bisa
membuat agama berpihak pada manusia tanpa memahami bahwa agama diciptakan untuk
manusia, bukan untuk Tuhan. Tuhan tidak butuh pembelaan, penyembahan, bahkan
Dia tidak butuh apapun kecuali dirinya sendiri. Manusialah yang membutuhkan
agama sebagai jalan keselamatan dan kesejahteraan. Andaikan seluruh rakyat
Indonesia maupun seluruh manusia didunia ini ingkar kepada Allah SWT, itu tidak
akan membuat kekuasaan-Nya berkurang. Allah SWT tetap maha kuasa dengan atau
tanpa penyembahan dari manusia.
Terakhir, mari kita mulai memaknai dimensi kemanusiaan agama dengan memandang realitas secara objektif. Jika kita hendak menolong orang lain, kita tentu saja tidak perlu menayakan apa agama dan keyakinannya. Karena kehadiran Islam, bukan hanya untuk umat Islam saja, melainkan menjadi Agama pembawa kasih sayang bagi semesta.
Terakhir, mari kita mulai memaknai dimensi kemanusiaan agama dengan memandang realitas secara objektif. Jika kita hendak menolong orang lain, kita tentu saja tidak perlu menayakan apa agama dan keyakinannya. Karena kehadiran Islam, bukan hanya untuk umat Islam saja, melainkan menjadi Agama pembawa kasih sayang bagi semesta.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan :
Islam adalah Agama yang hadir di
muka bumi ini untuk menyampaikan ajaran – ajaran tentang kemanusiaan dan
keadilan bagi seluruh umat manusia. Moral dari bahasa Belanda moural, yang
berarti kesusilaan, budi pekerti. Kemanusiaan menurut KBBI adalah (1)
sifat-sifat manusia (2) sebagai manusia. perasaan kita senantiasa mencegah kita
melakukan tindakan terkutuk (3) sifat-sifat yang layak bagi manusia pada
umumnya
Agama harus dapat “dibumikan” dan
tidak boleh dibiarkan “mengawang-ngawang” tanpa bisa dijangkau oleh pemeluknya.
Fungsi agama adalah untuk memberikan solusi – solusi yang terbaik atas segala
problema sosial yang ada dalam masyarakat. Islam sebagai panduan moral yang
murni. Dalam islam kita diajarkan untuk berbuat kebajikan kepada sesama umat
manusia.
Dalam
Al-Qur’an Allah berfirman dalam surat An Nahl ayat 90 :
Artinya :
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran. (QS. An Nahl. Ayat 90).
Islam adalah agama moral yang
memiki fungsi sebagai “jalan kebenaran” untuk memperbaiki kehidupan sosial umat
manusia. Memahami Islam secara substantif akan menjadi panduan universal dalam
tindakan moral. Islam tidak hanya sebatas ritual ibadah saja, tapi perlu juga
dimaknai secara lebih luas, yaitu bagaimana usaha kita menjadikan Islam sebagai
panduan moral yang murni.
Jika keimanan
terkait dengan hubungan manusia dengan Tuhan, maka amal shaleh adalah hubungan
dengan sesama manusia sebagai wujud kongkrit dari keimanan. Islam meletakkan kaidah-kaidah
yang akan menjaga hekekat kemanusiaan tersebut dalam hubungan antar individu
atau antar kelompok.
B.
SARAN
Sebagai penutup dalam pembahasan
makalah ini, kami sadar bahwasannya masih terdapat kekurangan baik dalam segi
pembahasan maupun sistematika pembuatannya. Maka dari itu penulis mengharapkan
akan adanya sebuah saran dari pembaca yang mana dengan saran tersebut insya
Allah aan kami jadikan motivasi yang membangun dalam penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar